Dari Redaksi AKLK

Dahlan Iskan Ganti Hati, Dalai Lama & Desi Anwar, Maluku Provinsi Termiskin ke-3

.

Pembaca Budiman blog AKLK  (Apa Kabar Leamoni Kamasune),

Selamat Datang di blog yang kini menjadi buku-e, buku elektronik. Buku-e IPR. Edisi diperbarui, pengeposan 14 Desember 2011.

Silakan simak pengeposan pada 14 Mei 2011, dengan mengarahkan kursor atau menggulirkan ke arah bawah tampilan ini, untuk penjelasan lebih lanjut seputar Buku-e IPR ini.

Sama seperti pada pengeposan bulan lalu,  kali ini pun tidak ada ada warita (berita) singkat dari Negeri Adat Kariu (NAK) yang masuk. Sehingga bidasan (respons) Redaksi AKLK atas warita singkat kali ini pun tidak ada.

Demikian pula, tidak  ada…  oh, ternyata ada komentar dari seorang pembaca… tapi sayangnya … seperti satu dua komentar sebelum ini, dengan berat hati tidak dimuat alias tidak dikomentari. Soalnya, singkat tapi tak padat … tak cukup bayan (gamblang) apa yang dimaui, senada celetukan. Jadinya, maaf.

Lamun (namun), masih serupa bulan lalu, untuk keperluan iklan Buku-e IPR kali ini, Redaksi AKLK mengacu pada cuplikan dari bukunya Dahlan Iskan Ganti Hati (JP BOOKS, Cetakan VIII, Juli 2008). Tentu saja waktu itu beliau belum menjabat Dirut PLN apalagi Menteri Negara BUMN.

Tapi lantaran di buku itu meski cuma beberapa kalimat menyinggung Pancasila, tepatnya seputar “perasan”-nya gotong royong, Redaksi AKLK merasa perlu mengutip seluruh bab atawa tulisan bernomor (3) dari buku tersebut. Perkaranya, kok pancasilais banget ya beliau. Tanpa perlu ikut-ikutan bikin polusi dengan jargon-jargon klise nan hampa. Macam “kita harus kembali ke nilai-nilai Pancasila”, “Kita harus menerapkan Pancasila dalam keseharian”–kecuali satu kata dan perbuatan seorang Dahlan Iskan.

Redaksi AKLK teringat salah satu kata kunci Dalai Lama sewaktu diwawancara pewarta Metro TV Desi Anwar (26/6/2010).

“Tapi bagi perorangan memiliki 1 agama 1 kebenaran itu penting, karena itu menjaga keyakinan Anda sendiri terhadap agama Anda. Tapi dalam hal komunitas, atau dalam hal kemanusiaan, ada banyak situasi berbeda. Jadi beberapa kebenaran, beberapa agama. Suka atau tidak, itulah kenyataannya. Kita manusia realistik, maka harus menerima kenyataan.” (Sumber: http://mayadewi.wordpress.com/2010/06/27/dalai-lama-sang-bijak/).

Jadi, untuk kesekian kalinya, Redaksi AKLK tak jemu-jemunya mengingatkan bahwa kita etnik/orang Ambon sepatutnya bangga, masohi adalah sebuah bentuk “sumbangsih” kita bagi Indonesia dan untuk dunia pula ujung-ujungnya.

Mengabaikan renovasi baileu (rumah adat) atau memerlakukan saniri negeri (desa adat) sebagai “mitra raja negeri”. Atau pandai bersilat lidah menyoal lingkungan tanpa menyentuh sedikit pun sasi. Atau bicara sampai ke tingkat dunia perihal “pela gandong” (yang semestinya “kekerabatan pela”) dengan “mencabutnya” dari sistem pemerintahan adat yang beralas masohi itu. Atau dalam satu kalimat “mengabaikan raja negeri sebagai puncak piramida kekuasan di sebuah negeri baik secara pemerintahan terlebih secara adat”. Kesemuanya itu adalah perilaku menyangkal diri kita sendiri.

Enam setengah dasawarsa usai kemerdekaan, Maluku yang berpopulasi kurang dari 2 juta jiwa, termasuk provinsi tua yang miskin.

(Data Badan Pusat Statistik/BPS pada 2010, Maluku adalah peringkat ke-3 provinsi termiskin–setelah Papua Barat dan Papua–dengan 27,74 % penduduk miskin pada total penduduk Maluku sekitar 1,5 juta jiwa; berarti lebih dari dua kali lipat persentase kemiskinan nasional 13,33 % untuk total penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa;  tetapi nyaris tiga kali lipat Maluku Utara–provinsi baru yang tidak masuk dalam 10 Provinsi Paling Miskin di Indonesia–yang punya 9,42 % penduduk miskin pada total sekitar satu juta penduduk; )

Redaksi AKLK sengaja tidak menggunakan data BPS terkait untuk periode Maret 2010-Maret 2011, karena jumlah penduduk baik nasional maupun masing-masing provinsi tersebut tidak disebutkan. BPS  “hanya” menyebutkan terjadi penurunan kemiskinan tapi “tampaknya” jumlah penduduk yang digunakan adalah yang “lama” atau periode sebelumnya. Sesuatu yang mengherankan. Setidaknya bagi kita sebagai WNI tentunya mengharapkan ada penjelasan bayan dari BPS. Sebab, pertanyaan logisnya, jumlah terbarui penduduk belum ada kok bisa keluar persentase kemiskinan yang terbarui; jangan-jangan untuk konsumsi di luar domain BPS.)

Sementara sebuah yayasan pemberi beasiswa berkedudukan di Jakarta didirikan oleh para tokoh Maluku tingkat nasional, jelang usianya yang ke-40 pada 2012 nanti, telah ikut membantu 800-an sarjana strata 1, 2, maupun 3 asal atau setidaknya berpredikat “Maluku” yang berkiprah (sebagian besar) di Maluku. Sebuah jumlah cerdik pandai cukup lumayan, yang bisa menimbulkan tanda tanya juga debat berkepanjangan bila dihadapkan dengan kemelaratan provinsi tua ini.

Masohi memang bukan segala-galanya, bagi Maluku. Tapi dengan menyangkalnya, banyak hal menjadi tidak optimal untuk tidak mengatakan tertatih-tatih—setidaknya ini yang kami, Redaksi AKLK, yakini; dan BPS seolah mengamini.

Silakan simak cuplikan buku Pak Dahlan itu di Hlm A-LAMPIRAN BUKU-E IPR (DIPERBARUI/UPDATED) klik 8, atau klik ini.

Selamat Membaca.
 
Bagitu do (Begitu dulu)
Danke banya lai (Terima kasih banjak ya)
Amatoo (Dah)

SELAMAT HARI NATAL & TAHUN BARU 2012

Redaksi AKLK “Penunggu” Buku-e IPR

 

iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Bulek IPR 

BACALAH BUKU-E IPR INI

INGIN PRO RAKYAT?

INGIN BERANTAS KORUPSI?

MULAILAH DARI DESA (KARIU), PAK SBY!*

NAK: Wajah Suram Sebuah Desa Indonesia**

Buku-e IPR

Kumpulan Tulisan Blog Apa Kabar Leamoni Kamasune

https://kariuxapakabar.wordpress.com

14 Februari 2009-14 November 2010

Penerbit: Redaksi Apa Kabar Leamoni Kamasune

14 Desember 2011

  * AKLK 14 – Wawasan LK  

** AKLK 41 – Kronik LK 

LEWAT

Cuplikan Tulisan Dahlan Iskan dalam bukunya Ganti Hati:

(3) Banyak Yang Mendoakan Panjang-Panjang, Saya Berdoa Pendek

MENGAPA?

 

 PASALNYA, ORANG AMBON DENGAN MASOHI (GOTONG ROYONG; KOTA BARU OLEH SOEKARNO 1957)

MESTINYA BANGGA DAN MENJADI SALAH SATU DI ANTARA BARISAN TERDEPAN

PARA PEGIAT UNTUK KEMBALI KE PANCASILA-UUD 1945 ASLI

YANG MENGGELINDING/PERLU TERUS DIGELINDINGKAN BAK BOLA SALJU

LEWAT PEMIKIRAN DAHLAN ISKAN DI ATAS & SEDERETAN PEMIKIRAN BERBAGAI KALANGAN  DI IKLAN INI SEBELUMNYA: 

SOEKARNO, SOFIAN EFFENDI, SOEKARNO, ARIEF BUDIMAN, PAK KIAI HASYIM MUZADI, TAJUK RENCANA KOMPAS-26/4/11, PAK YUDI LATIF, PAK JAKOB SUMARDJO, PAK KIKI SYAHNAKRI

YANG JANGAN-JANGAN MALAH SELANGKAH LEBIH MAJU DARI KISRUH DI TIMUR TENGAH & LIBIA

 

SAMBIL MENCOBA MERENUNG ULANG PESAN PEJUANG MALUKU JOHANNES (NANI) LATUHARHARY:

 

“…banyak orang Maluku tidak sadar mengenai daerahnya. Tidak banyak yang mengerti bahwa mereka dengan sengaja dipisahkan dari tata kehidupan dan kebudayaannya. Tidak banyak yang memahami permasalahan sosial dan ekonomisya.” (AKLK 3-Wawasan LK) 

              SOALNYA JUGA, BUKU-E IPR INI PUNYA GREGET, SEMANGAT SERUPA 

SEDERETAN PEMIKIRAN BERBAGAI KALANGAN DI ATAS     

KETIKA MENYOROT

TEGAKNYA ADAT ISTIADAT DI SEBUAH NEGERI ORANG AMBON

BAK MENEGAKKAN BENANG BASAH

iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Buku-e IPR iklan Bulek IPR 

Tinggalkan komentar