Dari Redaksi

Kariu Baru (7) 

Pembaca budiman,   Selamat Datang di situs web kami, pengeposan (posting) tanggal 14 Agustus 2009.

Redaksi kali ini terpaksa menyetujui usul salah seorang anggota Redaksi. Kawan ini mengusulkan dengan sangat untuk mengangkat kembali isu pembangunan gereja yang sedang berlangsung di Leamoni Kamasune.

Alasannya, soal keberpihakan GPM (Gereja Protestan Maluku) Ebenhaezer Negeri Kariu pada Pemerintah Negeri Adat Kariu (NAK). Lantaran, menurut kawan ini, negara lewat UU No.32 Tahun 2004 ternyata tidak berpihak pada pembangunan perdesaan. Lalu bagaimana dengan gereja? Gereja sebagai sebuah institusi di negeri adat yang cukup strategis. Makanya, tulisannya itu bertajuk Setelah Negara (UU) Tidak Berpihak pada Kariu, Akankah Gereja Juga?  Didahului beranda judul Menyoal Lagi Pembangunan Gereja Baru (Lagi).Tulisan yang termuat di rubrik Wawasan Leamoni Kamasune 14 Agustus 2009.

Tulisan yang masih mengutip sekilas tulisan dan pernyataan yang mencagun (muncul) di pengeposan bulan lalu (14/7). Baik tulisan oleh Andi Erwing: Pembangunan Perdesaan (Ekskluasi Sosial Terhadap Pembangunan Perdesaan Akibat Kebijakan Yang Tidak Berpihak Pada Pembangunan Perdesaan). Maupun sekilas pernyataan Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) Universitas Gadjah Mada Prof Dr Susetiawan (CyberNews 6/9/2008 pk. 12.20 WIB).

Juga, cuplikan tulisan cendekiawan Pendeta Eka Darmaputera Seperti Pelita di Bawah Gantang—sebagai penutup tulisan kawan kita ini. Tulisan Eka yang pernah mencagun di rubrik Wawasan Leamoni Kamasune-14 Mei 2009 di bawah tajuk Agama Kristen Putih.

Di rubrik “Kronik Leamoni Kamasune 14 Agustus 2009”, seperti biasanya, mencagun berita-berita seputar NAK.

Begitu do (dolo, dulu)
Selamat membaca.
Danke lai. Amato.
 

 

 

 

Satu Tanggapan to “Dari Redaksi”

  1. Radjawane Astrid (anak dari Isakh Radjawane dan cucu dari Piter Radjawane) Says:

    Salam kenal dari beta: anak Papa Isakh Radjawane dan cucu dari Opa Piter Radjawane.

    Setelah membaca tulisan-tulisan ini, beta merasa lebih dekat dengan negeri asal walaupun ada di tanah orang (Negara Belanda–Red).

    Tapi, sejauh ini beta belum bisa melihat gambar-gambar dari Negeri Adat Kariu sekarang. Apakah bisa ditambahkan?

    Danke. Tete Manis sayang katong samua. Leamoni jaya!

    Redaksi

    Danke banya lai (Terima kasih banyak juga) Astrid Radjawane. Salam kenal pula.

    Memang Redaksi sudah lama ingin menampilkan gambar-gambar dari NAK (Negeri Adat Kariu) tapi masih terkendala (terhalang) masalah teknis.

    Jadi bagaimana kalau Anda saja yang mengirim foto-foto mengenai NAK yang relatif masih baru: beberapa bulan ke belakang, misalnya. Tidak harus foto tersebut Anda yang buat. Bisa juga dari siapa saja (di Belanda mestinya) yang sempat mampir di NAK.

    Tolong diberi teks/tulisan atau komentar pendek atas foto tersebut, dan sedikit cerita tentang si pemotret. Sedikit silsilah dari dia (seperti yang Anda lakukan), dan lain-lainnya.

    Kami tunggu foto/foto-foto Anda.

    Salam

    Suka

Tinggalkan komentar